Jumat, 10 Mei 2013

Catatan harian pertama "unit terkecil dalam kehidupan" : gen , apakah takdir kita sudah ditentukan ataukah kita dapat merubahnya?

Deoxyribonucleic acid atau disingkat DNA adalah komponen terkecil dari makhluk hidup. DNA atau biasa disebut gen terdapat dalam tubuh makhluk hidup tepat nya di membran nukleus (inti sel). ya, tubuh kita yang rata-rata mempunyai berat puluhan kilogram ternyata memiliki bermilyar-milyar sel yang di dalamnya memuat gen. Gen atau DNA berbentuk seperti tangga spiral yang berputar searah jarum jam, berukuran sangat sangat kecil (berat 1/200 miliar gram dan lebar 1/500.000 milimeter) dan para ilmuan telah bisa membuat "kode" gen terhadap "sesuatu" yang sekecil itu. Gen dikodekan oleh ilmuan berupa kombinasi dari basa yang disingkat A, T, G, dan C. Kombinasi basa tersebut terdapat di setiap anak tangga pada gen. Oleh karena itu, tidak mustahil manusia di bumi yang berjumlah lebih dari 6 milyar mempunyai DNA yang berbeda-beda. Sebagai catatan telah diketahui bahwa setiap sel dalam tubuh kita mempunyai DNA yang sama. Sel yang diambil dari tubuh kita, misal dari kuku mempunyai DNA yang sama dengan sel yang diambil dari rambut atau kulit.

Lebih lanjut, pada tahun 1953 dua ilmuan bernama Jacob dan Monod melakukan percobaan pada bakteri E.coli (bakteri yang terdapat pada usus) dan menemukan sesuatu yang membuat mereka meraih nobel penghargaan. Tentu saja penemuan itu sangat lah berharga dan berpengaruh terhadap dunia gen. Kira-kira apa ya temuan jacob dan monod itu? Pada intinya jacob dan monod menemukan bahwa terdapat aktivitas "nyala/padam" pada gen. Penelitian Jacob dan Monod pada bakteri E.Coli membuktikan hal tersebut. Lalu apa itu aktivitas "nyala/padam" pada gen? yup saya coba untuk meringkasnya untuk sobat semua.

Pemikiran ini muncul setelah saya membaca buku "the devine message of DNA". Aktivitas nyala/padam adalah kemampuan gen untuk menyalakan atau memadamkan suatu fungsi gen. Dalam penelitian yang telah dilakukan Jacob dan Monod menemukan bahwa bakteri E.Coli yang hanya bereaksi terhadap glukosa ternyata dapat juga bereaksi dengan laktosa. Bakteri E.Coli walaupun diberikan glukosa dan laktosa tetap akan memilih glukosa. Setelah bakteri E.coli diberikan laktosa saja ternyata dapat bereaksi. Hal ini membuat heran para peneliti waktu itu. Apakah suatu sel dapat melakukan sesuatu secara spontan? Dan Jacob dan Monod berkesimpulan bahwa tidak, suatu sel tidak bereaksi secara spontan tetapi terdapat gen (dorman) padam pada kasus tersebut yang "bisa" menyala.

Ditarik dari uraian di atas, timbul pertanyaan: apakah gen yang diwariskan orang tua kita menjadi salah satu penentu dalam hidup kita? Misal apakah orang tua yang mempunyai diabetes pasti menurunkannya kepada anaknya? Apakah orang tua yang mempunyai intelegensia tinggi pasti menurunkan kepada anaknya? Bagaimana dengan sebaliknya? Saya rasa tidak.

Akhirnya, kesimpulan dari catatan hari ini adalah : ternyata faktor genetik bukanlah satu-satunya yang berpengaruh dalam hidup kita. Hal ini mendorong kita untuk selalu berpikiran positif, mensyukuri hidup dan menghargai setiap detik waktu yang ada.

Saya akhiri catatan sederhana ini dan semoga bermanfaat sobat.